AMBIL PENGAJARAN PERISTIWA "SYAQQUS SHADR"
Pada saat Rasulullah SAW berusia 5 tahun dan saat baginda masih dalam perawatan Halimatus Sa'adiah di perkampungan Bani Sa'ad, terjadilah peristiwa besar yang sekaligus menunjukkan tanda-tanda kenabiannya kelak. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah pembelahan dada (Syaqqus Shadr).
Suatu hari, ketika Rasulullah SAW bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba datang malaikat Jibril menghampiri dan mendapatkan Rasulullah SAW. Lalu baginda dibaringkan, kemudian dadanya dibelah, lalu hatinya diambil selanjutnya dikeluarkan segumpal darah darinya, seraya berkata:
"Inilah bagian syaitan yang ada padamu"Kemudian, hati tersebut dicuci dibekas air emas dengan air zam zam, setelah itu dikembalikan ke tempatnya semula.
Sementara itu, teman-teman sepermainan baginda melaporkan kejadian tersebut kepada Halimah seraya berkata:
"Muhammad dibunuh..Muhammad dibunuh!"Maka mereka bergegas menghampiri tempat Rasulullah SAW semula, di sana mereka mendapatkan Rasulullah SAW dalam keadaan pucat lesi.
Setelah kejadian tersebut, Halimah sangat bimbang terhadap keselamatan Muhammad. Akhirnya tak lama setelah itu, dia memutuskan untuk memulangkannya kepada ibunya di kota Mekah. Maka berangkatlah Halimah ke Mekah dan dengan berat hati, dikembalikannya Rasulullah SAW kepada ibu baginda.
Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW pada masa kanak-kanak sewaktu diasuh oleh Halimatus binti Abu Zu'aib as-Sa'adiah ini merupakan peristiwa yang dituturkan oleh semua sejarawan Islam. Peristiwa tersebut juga disebutkan dalam hadith-hadith sahih dan hadith-hadith lemah dari berbagai jalur penceritaan.
Di antaranya, diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas Bin Malik RA.
Justeru, hikmah apakah yang boleh kita petik dari peristiwa sejarah yang sangat penting ini?
Peristiwa pembelahan dada yang pertama.Berdasarkan hadith-hadith sahih tersebut, para ulama' menyebutkan bahawa dalam hati setiap manusia terdapat bagian syaitan. Maksudnya, adalah syaitan memiliki tempat untuk membisikkan, menaburkan dan menanamkan potensi kejahatan dan kemaksiatan ke dalam hati setiap manusia. Jika manusia lemah dan jauh dari perlindungan Allah SWT, nescaya syaitan akan masuk ke dalam hatinya. Menguasai hati, menyebar ke seluruh tubuh, mengikuti aliran darahnya dan mengendalikan diri untuk menjadi seorang hamba Allah SWT yang musyrik, atau kafir, murtad, munafik, atau fasiq atau gemar berbuat maksiat.
Hati adalah raja dari seluruh anggota badan. Jika hati manusia telah dikuasai dan dikendalikan sepenuhnya oleh syaitan, maka automatik anggota badan manusia tersebut hanya akan menjadi alat syaitan untuk melaksanakan perintah-perintah syaitan dan melakukan perbuatan mungkar terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW. Manusia tersebut akan menjadi hamba pada syaitan dan bukannya menjadi hamba Allah SWT.
Allah SWT memuliakan Rasulullah SAW di atas seluruh hambanya dengan membuang jauh-jauh "bagian syaitan" tersebut dari hati baginda. Hati Rasulullah SAW dibersihkan oleh malaikat dengan air zam zam dan dipenuhi dengan akhlak-akhlak mulia, kebijaksanaan, cahaya, dan ilmu. Dengan itu sejak kecil baginda membesar menjadi manusia yang berakhlak mulia, terjaga daripada pengaruh syaitan, menjalani kehidupan dengan kemulian dan kesungguhan dan jauh dari kelalaian.
Sumber: Mastika
Comments
Post a Comment